Saat seorang membaca buku yang pas di saat yang pas dalam kehidupan mereka, buku itu bisa memberi dampak yang dalam pada mereka. Sama dengan kita, beberapa tokoh populer dalam perincian ini sudah pilih satu buku yang pas untuk dibaca serta pada akhirnya mengganti hidup mereka.
Mereka, pada gilirannya, memengaruhi budaya terkenal, sains, serta tehnologi. Berikut 7 buku yang mengubah beberapa figur yang populer serta sukses di dunia.
1. The Little Prince (James Dean)
Semasa hidupnya, James Dean cuma membuat tiga film, dimana semua dipandang seperti film classic. Kilatan ketenarannya yang singkat masih cemerlang sampai saat ini, 65 tahun sesudah kematiannya sebab kecelakaan mobil pada 30 September 1955.
Seumur hidupnya Dean membaca banyak buku, dimana salah satunya buku favoritnya dia baca waktu ada di kursi sekolah menengah. Buku favoritnya ialah novel classic karya Antoine de Saint-Exupery, The Little Prince. Dean benar-benar menyenangi buku sampai membawanya kemana sajakah dia geser.
Buku itu penting buat Dean hingga kawan dekat serta penulis biografinya, William Bast, menulisnya cuplikan favorite Dean dari buku itu dalam satu prasasti peringatan Dean di dekat tempat kecelakaannya. Merilis dari Destination Hollywood, cuplikan itu ialah: “What is essential is invisible to the eye.”
Nampaknya, cuplikan itu mempunyai arti yang dalam serta pribadi buat Dean, dimana dia seringkali membacanya khususnya dengan beberapa orang paling dekat serta yang dicintainya.
2. The Remains Of The Day (Jeff Bezos)
Amazon lahir di tahun 1995 saat pendirinya, Jeff Bezos, tinggalkan kerjanya untuk Wakil Presiden Wall Street serta geser ke Seattle untuk konsentrasi membentuk bisnis. Awalannya, Amazon cuma dipakai untuk tempat jual buku online, tetapi di masa datang bertumbuh jadi pasar paling besar di internet.
Bezos jelas bisa lihat nilai dalam satu buku. Jadi saat masuk ke bahasan ini, beberapa orang kemungkinan memikir jika buku yang mempengaruhinya tentu buku usaha. Tetapi bukannya buku mengenai usaha, rupanya buku yang mengubah Bezos ialah novel karangan Kazuo Ishiguro, Remains of the Day.
Bezos pribadi menjelaskan jika ia menyenangi buku itu sebab ia pikirkan plot didalamnya benar-benar prima. Ia tidak paham jika seorang betul-betul dapat menulis semacam itu.
Saat ia diberi pertanyaan apa ia lihat persamaan di antara Amazon serta buku itu, ia mengatakan, “Apa yang kita buat (Amazon) memang tidak biasa, tapi buku itu (Remains of the Day) ialah suatu hal yang mengagumkan.”
3. The Alchemist (Will Smith, Madonna, serta Pharrell Williams)
Kecuali jadi aktris dengan bayaran paling tinggi semasa tiga dasawarsa paling akhir, Will Smith, Madonna, serta Pharrell Williams rupanya share kesayangan yang dalam pada buku yang sama. Buku itu ialah novel The Alchemist karya Paulo Coelho.
Dalam satu interviu, Will Smith bicara dengan penuh semangat mengenai buku itu serta bagaimana ia ingin memperlihatkan pada beberapa orang jika hal yang tidak mungkin sekalinya dapat jadi kemungkinan bila kita ingin cobanya. Smith serta memandang dianya untuk seorang alkemis, tentu saja dengan cara metaforis.
Sedang untuk Pharrell Williams, ia menjelaskan dalam Oprah Winfrey Show jika buku itu ibarat Epifani untuknya. Buat Williams, sesudah membaca buku itu ia bisa lihat kembali lagi kehidupannya serta mengerti jika ia benar-benar mengucapkan terima kasih pada kesemua orang yang membantunya sampai titik pucuk dalam kehidupannya.
Oprah, yang menyukai The Alchemist, menjelaskan jika Madonna mengutarakan hal sama di tahun 1996, dimana Madonna menjelaskan jika buku itu sudah mengganti hidupnya.
Baca Juga : Review Buku Light and Fire of the Baal Shem Tov
4. Perfume: The Story Of A Murderer (Kurt Cobain)
Frontman dari Nirvana, Kurt Cobain, kemungkinan seringkali dikatakan sebagai “suara” dari generasinya. Buat banyak fansnya, Cobain dapat mengartikulasikan kekesalan serta kemarahan yang mereka rasakan. Nirvana sudah mengganti budaya Amerika serta kematiannya pada 20 April 1994 salah satu peristiwa paling tentukan pada riwayat musik rock.
Buku yang mempunyai impak paling besar pada Cobain ialah novel Jerman yang keluar di tahun 1985, Perfume: The Story of a Murderer karya Patrick Suskind. Menurut New York Times, buku ini sendiri dipuji sebab ceritanya yang sensoris serta melebihi beberapa batasan tabu dalam warga.
Jika dipikirkan, persamaan di antara narasi Perfume serta kehidupan Cobain cukup jelas, khususnya dibagian pada akhirnya yang tentu saja tidak diterangkan di sini. Cobain menjelaskan jika ia sudah membaca novel itu minimal 10 kali serta tetap bawa buku itu kemana sajakah.
Cerita dalam Perfume jadi fundamen untuk lagu “Scentless Apprentice” di album paling akhir Nirvana, In Utero.
5. Aeneid (Mark Zuckerberg)
Saat Mark Zuckerberg pertama-tama memberikan tambahan feature “senang” ke profile Facebook-nya, dia tempatkan buku Orson Scott Card, Ender’s Game, untuk buku favoritnya.
Selanjutnya, dalam satu interviu dengan The New Yorker, Zuckerberg mengklarifikasi jika buku sci-fi itu dia gemari, tapi bukan untuk buku favoritnya. Ia menjelaskan jika buku favoritnya ialah The Aeneid karya Virgil.
Zuckerberg menjelaskan jika ia pertama-tama membaca buku itu saat belajar bahasa Latin di sekolah menengah. Tentunya, ada kesamaan di antara Zuckerberg serta tokoh di buku itu, Aeneas. Dalam masalah ini, Zuckerberg mempunyai perjalanannya sendiri untuk membuat media sosial paling besar selama hidup.
Zuckerberg menjelaskan bila ada satu hal dari The Aeneid yang menempel dengannya, karenanya ialah dorongan Aeneas untuk ikuti nasibnya serta membuat satu kota yang “tidak mengenali batas waktu serta keagungan.”